Tersirat sebuah kalimat
Yang penuh deretan kata
Membendung rasa yang mengikat
Di setiap langkah yang terdata
Betapa kejam kehidupan di dunia
Merenggut kebahagiaan yang bukan miliknya
Hanya karna ketidakpuasan rasa
Yang tetap tersisa
Tepi danau derita
Mengusangkan suasana
Mendidihkan dusta
Menguapkan dalam kata
Terulang kembali
Sebuah tragedi yang di benci
Menyerukan panggilan
Dengan sebutan binatang menjijikan
Dimana sebuah naluri seorang yang mulia
Yang memimpin sebuah perjalanan
Menodai hati permata
Dengan rangkaian kebencian
Batin ini tertekan
Jiwa ini tercengkram
Hati ini takkan pernah tenang
Sebelum masuk dalam lubang peristirahatan
Hidup yang penuh siksa
Takkan mampu hadirkan bahagia
Meski raut wajah dan tingkah ceria
Semua itu hanya alat penutup segala
Harus pada siapa aku mengadu
Harus pada siapa aku berseru
Harus pada siapa aku berteduh
Harus pada siapa aku meminta sandaran
Andai aku dapat menentukan
Aku akan bawa diri ini merantau
Menitipkan batin pada sebuah keterbatasan
Yang terangkai atas kelam yang kilau
Haruskah korbankan nyawa
Untuk mengakhiri derita
Untuk membuat semua tertawa bahagia
Di atas luka yang di derita
Sakit hati dan hidup ini
Di jadikan sebuah tersangka pencuri
Pelaknat kelimpahan materi
Tapi batin hanya mampu mengikhlaskan
Atas segala tuduhan
Pembawa malapetaka
Menghancurkan rumah tangga
Menghamburkan materi
Untuk perjalanan yang tiada arti
Kini..
Semu-semu gendang syahdu
Ku jadikan musikalisasi rindu
Akan sebuah keadilan yang berlalu
Bersama perpijaran waktu
Yang penuh deretan kata
Membendung rasa yang mengikat
Di setiap langkah yang terdata
Betapa kejam kehidupan di dunia
Merenggut kebahagiaan yang bukan miliknya
Hanya karna ketidakpuasan rasa
Yang tetap tersisa
Tepi danau derita
Mengusangkan suasana
Mendidihkan dusta
Menguapkan dalam kata
Terulang kembali
Sebuah tragedi yang di benci
Menyerukan panggilan
Dengan sebutan binatang menjijikan
Dimana sebuah naluri seorang yang mulia
Yang memimpin sebuah perjalanan
Menodai hati permata
Dengan rangkaian kebencian
Batin ini tertekan
Jiwa ini tercengkram
Hati ini takkan pernah tenang
Sebelum masuk dalam lubang peristirahatan
Hidup yang penuh siksa
Takkan mampu hadirkan bahagia
Meski raut wajah dan tingkah ceria
Semua itu hanya alat penutup segala
Harus pada siapa aku mengadu
Harus pada siapa aku berseru
Harus pada siapa aku berteduh
Harus pada siapa aku meminta sandaran
Andai aku dapat menentukan
Aku akan bawa diri ini merantau
Menitipkan batin pada sebuah keterbatasan
Yang terangkai atas kelam yang kilau
Haruskah korbankan nyawa
Untuk mengakhiri derita
Untuk membuat semua tertawa bahagia
Di atas luka yang di derita
Sakit hati dan hidup ini
Di jadikan sebuah tersangka pencuri
Pelaknat kelimpahan materi
Tapi batin hanya mampu mengikhlaskan
Atas segala tuduhan
Pembawa malapetaka
Menghancurkan rumah tangga
Menghamburkan materi
Untuk perjalanan yang tiada arti
Kini..
Semu-semu gendang syahdu
Ku jadikan musikalisasi rindu
Akan sebuah keadilan yang berlalu
Bersama perpijaran waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar