Ku berdiri di bawah ufuk sang mentari
Menahan perih dan luka dalam hidup ini
Tak lagi ada tetes airmata di pipi
Karena aku telah berhenti menanti
Ku tolehkan kepedulianku
Akan semua semu yang tak berlalu
Ku pasang janur pertahananku
Sebagai simbol ketegaranku
Lelah menghampiriku
Membuat aku pergi dari masa lelahku
Memindahkanku dalam sebuah ruang kelabu
Ku berjalan dalam kegelapan
Dengan satu keyakinan untuk mampu bertahan
Melawan takut yang membalut
Dalam benak yang terguncang. . .
Aku menjerit. . .
Namun tak ada satupun yang mau mendengarkan jeritan itu
Aku hendak memukul diri
Menyesali kelemahan yang aku miliki
Tak apa bagiku
Karena lelahku mulai berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar