Laporan Praktikum Kimia
Sistem Koloid
Disusun oleh :
·
Heri
·
Novi Yuliyani
·
Restu Faisal Witaharyana
·
Suhartini
·
Yosi susilo
Kelas XII IPA 2
SMA Negeri 1 Kroya
Jalan Rancawas Desa Temiyang Kec.kroya Kab.Indramayu (45265)
2015
Lembar pengesahan
Laporan praktikum kimia
Sistem koloid
Pada hari ini
……………………tanggal……….bulan Maret 2015, laporan ini diterima dari :
1.
Heri
2.
Novi Yuliyani
3.
Restu Faisal Witaharyana
4.
Suhartini
5.
Yosi Susilo
Kelas XII IPA
2
Penguji 1 Penguji
2
Evi Rosmalina,S.Pd Ida Bagus
Akbar,S.Pd
NIP. - NIP.
198010192008011003
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1
Kroya
Rastani,S.Pd
NIP. 197001071993011002
i
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan percobaan serta laporan kimia ini.
Adapun isi dari laporan akhir ini
adalah penelitian sistem koloid. Praktek serta laporan
ini merupakan salah satu ujian yang wajib serta syarat
untuk mengikuti Ujian Praktik sekolah guna untuk mendapatkan nilai yang baik di
mata pelajaran Kimia di SMA Negeri1 Kroya.
Dengan
selesainya laporan ujian praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Orang tua
yang telah memberikan bantuan dana maupun dorongan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan ujian praktek ini.
2.
Guru mata pelajaran Kimia yang telah membimbing
penulis dalam melaksanakan praktikum dan
dalam menyusun laporan ini sehingga ujian praktek ini dapat
terselesaikan.
3.
Teman-teman XII IPA 2 yang telah memberikan semangat serta
dorongan sehingga kami dapat
bersama-sama menyelesaikan Ujian Praktek ini.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis
harapkan. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya kepada pembaca yang membaca
laporan ini.
Kroya,08 Maret 2015
Penyusun
ii
Daftar isi
Lembar pengesahan………………………………………………………………………………………………………………i
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………………….iii
1.
Judul
praktikum…………………………………………………………………………………………………………..1
2.
Hari dan tanggal
praktikum…………………………………………………………………………………………1
3.
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………1
4.
Dasar teori………………………………………………………………………………………………………………….1
5.
Alat dan
bahan……………………………………………………………………………………………………………2
6.
Prosedur
percobaan……………………………………………………………………………………………………2
7.
Hasil
pengamatan/percobaan……………………………………………………………………………………3
8.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………….3
9.
Pertanyaan………………………………………………………………………………………………………………….3
10.
Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………….8
11.
Daftar
pustaka…………………………………………………………………………………………………………….9
1.
JUDUL
PRAKTIKUM
Sistem koloid
2.
HARI
DAN TANGGAL PRAKTIKUM
Hari : Jumat, 06
Maret 2015
3.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Membuktikan
sifat-sifat koloid
4.
DASAR
TEORI
Pembuatan
Koloid dapat dilakukan dengan cara:
a. Cara
Dispersi
Secara
prinsip cara dispersi adalah pembuatan koloid dari partikel
yang lebih kasar.
·
Dispersi mekanik: partikel besar digerus
menjadi partikel koloid.
·
Dispersi elektrolitik: sol platina emas
atau perak dibuat dengan cara mencelupkan dua kawat ke dalam air, dan diberi
potensial tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan uap logam mengkondensasi dan
membentuk partikel koloid.
·
Peptisasi: partikel kasar diubah menjadi
partikel koloid dengan penambahan zat seperti air atau zat lain yang disebut
zat untuk peptisasi.
b. Cara
Kondensasi
Secara
prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih halus
(larutan).
·
Dengan reaksi kimia
Cara reduksi(pembuatan sol emas)
Cara oksidasi (pembuatan sol belerang)
Cara hidrolisis(pembuatan sol feri
hidroksida)
Cara dekomposisi rangkap(koloid As2S3)
·
Pertukaran pelarut atau penurunan kelarutan
Contoh:
Menuangkan larutan jenuh belerang dalam alkohol ke dalam air. (Belerang lebih
larut dalam alkohol, sedangkan dalam air bisa membentuk koloid).
Pendinginan
berlebih.Koloid es dapat dibuat dengan mendinginkan
campuran pelarut organik seperti eter atau kloroform dengan air.
B.
Efek Tyndall
Efek
Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan.Sifat pengahamburan cahaya oleh
koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan Tyndall.
Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid dari larutan
sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati dari
langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye, debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
Efek
Tyndall juga dapat menerangkan mengapa langit pada siang hari berwarna biru,
sedangkan ketika matahari terbenam di ufuk barat berwarna jingga
atau merah. Hal tersebut dikarenakan penghamburan cahaya matahari oleh
partikel-partikel koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari
dihamburkan dengan intensitas yang sama.
5.
ALAT
DAN BAHAN
-susu saset
- jeruk nipis 1
buah
-tawas
-air sungai
-gelas kimia
6.
PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Masukkan susu kedalam air yang telah disiapkan,
diaduk.
2.
Peras jeruk nipis dan masukkan kedalam air susu
dalam percobaan 1
3.
Siapkan 1 gelas air sungai
4.
Masukkan tawas kedalam air sungai tersebut.
7.
HASIL
PENGAMATAN/PERCOBAAN
Percobaan 1
No
|
Langkah-langkah
|
Hasil
percobaan
|
1.
|
Siapkan alat dan
bahan-bahan. Masukkan air kedalam gelas kimia sebanyak 200ml.
|
Belum terjadi
perubahan apapun
|
2.
|
Masukkan susu
sasetan kedalam gelas kemudian aduk-aduk.
|
Susu dan air Nampak
bercampur, air yang tadinya jernih menjadi berwarna putih ada
partikel-paryikel kecil yang mengapung di air tersebut(tampak homogen).
|
3.
|
Kemudian peras
jeruk nipis hingga airnya bercampur dengan air susu. Kemudian aduk lagi.
|
Ketika dicampurkan
dengan air jeruk nipis terjadi semacam gumpalan-gumpalan susu didalam air,
bentuknya seperti santan yang pecah.
|
4.
|
Diamkan campuran
air jeruk nipis dan susu tersebut selama 5 menit.
|
Setelah didiamkan
air jeruk berada di dasar gelas dan partikel susu berada diatasnya.
|
Percobaan 2
No
|
Langkah-Langkah
|
Hasil Percobaan
|
1.
|
Masukkan air sungai ke dalam gelas kimia sebanyak 200ml.
|
Air sungai masih Nampak keruh.
|
2.
|
Kemudian masukkan tawas ke dalam air tersebut,
aduk-aduk hingga 3 menit.
|
Air sungai mulai Nampak jernih, partikel kotor
yang ikut terbawa oleh tawas
|
3.
|
Diamkan air sungai yang sudah diberi tawas selama
5 menit.
|
Air nampak jernih, kotoran yang terbawa air
sungai mengendap di bawah permukaan gelas.
|
8.
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa susu dan air bersifat
homogeny, akan tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra maka akan nampak
heterogen. Sedangkan air sungai yang diberi tawas bersifat suspensi kasar.
9.
PERTANYAAN
1.
Tuliskan perbedaan koloid, suspensi kasar dan
larutan sejati !
2.
Jalaskan sifat-sifat koloid.
Jawaban
1.perbedaan larutan sejati,
sistem koloid, dan suspensi kasar.
Larutan
sejati
(Dispersi
Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi
Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi
Kasar)
|
Contoh: larutan gula dalam air
|
Contoh: campuran susu dengan air.
|
Contoh: campuran tepung terigu
dengan air.
|
|
|
|
2. 1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid,
peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel
koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang
dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang
hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada
sinar masuk melalui celah.
2.
Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium
pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat
terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini,
partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
3.
Adsorbsi
Koloid
Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan
koloid. Sifat adsorsi digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan
penjernihan air. Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang
akan menyerap kuman penyebab diare
4.
Muatan
Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap
permukaan koloid.Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh
medan listrik.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan
listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid
manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak
dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui
elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif
dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid
akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang
bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
5.
Koagulasi
Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena
elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan
oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
1.
Perubahan suhu.
2.
Pengadukan.
3.
Penambahan ion dengan muatan besar
(contoh: tawas).
4.
Pencampuran koloid positif dan
koloid negatif.
6.
Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya
adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil.
Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup
kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi
sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit
penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid
pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap
mengenai koloid liofil dan liofob:
·
Koloid liofil (suka cairan) adalah
koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase
terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.
·
Koloid liofob (tidak suka cairan)
adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak
ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh,
disperse emas, belerang dalam air.
7.
Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang
dapat mengganggu kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat
dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong
koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air
mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable,
yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion
atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion
keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
10.
Lampiran
]
Daftar pustaka
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar